Sabtu, 21 November 2009

Dilema Mahasiswa Sastra

Hari ini tanggal 21 November 2009, saya mengikuti seminar yg diadakan dalam rangka memperingati 20 tahun berdirinya prodi sastra jepang Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Seminar yang saya ikuti adalah bidang sastra ( lumayanlah buat mengisi waktu daripada nganggur di kos atau di rumah )

Dalam seminar tersebut ada berbagai pertanyaan yang menggelitik dan membangkitkan kembali ingatan masa lalu waktu saya masih ichinen.
Sebenarnya saya yakin bukan saya saja yang merenung tetapi mungkin semua yang punya hubungan dengan sastra Jepang.

Pertanyaan tersebut adalah : Apakah jurusan sastra jepang yang ada di Indonesia layak disebut "sastra" ?

Seperti yang semua ketahui, yang namanya jurusan sastra, pembelajarannya seharusnya berfokus pada sastra suatu negara, sastra jepang mempelajari satra jepang, sastra inggris mempelajari sastra inggris
akan tetapi apa yang kita selama ini lakukan?
Pakailah asumsi bahwa semua yang mahasiswa baru sastra jepang memiliki pengetahuan minim dalam berbahasa jepang meliputi membaca huruf dan kanji jepang berikut tata bahasanya.
Untuk menguasai itu sampai tingkatan mahir minimal, sekali lagi saya katakan MINIMAL 3 tahun ( itu masih termasuk hitungan jenius )
Jika mahasiswa normalnya lulus dalam 4 tahun, berapa sisa waktu yang dibutuhkan untuk mengenalkan , mengetahui, dan memahami sastra negara Jepang tersebut.
Saya yakin tidak sampai 25% mahasiswa sasjep saat ini yang mengenal karya2 sastra jepang yang ada saat ini ( yang terkenal, apalagi yang kontemporer )
Ironis bukan? ngakunya sastra Jepang tapi terhadap sastra jepang itu sendiri tidak tahu apa2. Kenapa gak disebut jurusan bahasa Jepang saja?
Masalah lainnya adalah kebiasaan masyarakat indonesia itu sendiri.
Kita semua tahu bahwa budaya membaca Indonesia adalah termasuk yang terburuk, padahal membaca itu bisa melatih kemampuan bahasa Jepang kita,
sekaligus kesempatan yang baik buat mengenal karya sastra Jepang itu sendiri. Saya sendiri mengamati banyak mahasiswa yang panik menjelang skripsi dan mendadak mulai mencari karya sastra Jepang yang terkenal untuk dijadikan objek penelitian.
Masalah bertambah runyam karena kurangnya buku2 karya sastra jepang terjemahan. Jikalau ada pasti dalam bahasa Inggris. Peran alumni dan para dosen seharusnya sangat diperlukan di sini.
Masalah berikutnya adalah minat membaca dan mendalami sastra Jepang ( ini merupakan efek turunan dari budaya malas membaca tadi )
Umumnya mahasiswa jika ingin membaca Novel Jepang pasti sudah malas dahulu melihat kanji2 yg seabrek bertebaran di lembar2 yg akan mereka baca.
Beruntunglah saya yang agak terbiasa melihat kanji ( walau sebagian juga mengira2 cara baca dan artinya ) dan lebih beruntung lagi hobi saya akan anime membantu saya menemukan obyek penelitian ( entah bagaimana nasib saya jika Aoi Bungaku tidak tayang saat ini )
Itulah yang saya dapat dari minat saya terhadap anime dan budaya Jepang lainnya yang ( ini sangat subyektif ) menurut saya tidak dimiliki oleh mahasiswa lain.
Dan setelah merenung sajauh ini saya baru sadar

Betapa bodohnya saya ini!!!!

saya punya berpuluh2 GB anime!!!!
Saya punya beratus2 GB Visual Novel yang seharusnya sangat berguna dalam pembelajaran sastra!!!!
( saya sempat berdebat dengan dosen apakah VN masuk karya sastra atau tidak, tapi diluar itu harus diakui VN adalah bahan pembelajaran yang baik )
Saya juga punya bergiga2 RAW MANGA!!!
Kenapa selama 4 tahun ini saya tidak memanfaatkannya!!??

Jawaban yang paling memuaskan ( walaupun tetap tidak memuaskan ) untuk menjawab itu adalah:

MINAT DAN KEINGINAN DIRI SENDIRI

( Saya tidak percaya bahwa dorongan dari luar akan mempengaruhi keputusan yang diambil oleh seseorang
jikalau pribadi tersebut mendengarkan orang lain itu pasti karena niatannya sendiri untuk membuka hati )

Perubahan bisa dipelopori oleh satu orang tapi hanya bisa dilaksanakan oleh suatu kelompok besar
Semoga suatu saat Minat dan Keinginan tersebut bisa tumbuh dihati banyak orang
Semoga Ironi bahwa Sastra Jepang di Indonesia yang kurang memahami sastra Jepang dapat teratasi
supaya terjadi perubahan yang akan membawa kemajuan bagi pembelajaran sastra jepang di Indonesia
Amin.
Akhir kata:
SELAMAT ULANG TAHUN KE 20 BUAT SASTRA JEPANG UGM DAN SEMOGA UNTUK KEDEPANNYA SEMAKIN MAJU!!
BANZAI!!!!!!!!!

17 komentar:

  1. wew... sepertinya Sasjep berat juga ya?

    saya masih bingung mau ngelanjutin kemana juga sih?

    saya mempertimbangkan masuk sasjep, tapi kayaknya "bekal" saya terlalu minim.

    BalasHapus
  2. Iya, ada gap level yang sangat tinggi benernya antara SASTRA dengan BAHASA. Harusnya lulusan sasjep bisa main VN dengan lancar atau nonton anime sekelas Mouryo no Hako tanpa sub.

    @fd: ah, saya lupa kalo kouhai masih smu. Bro, saat anda milih pertimbangannya cuma satu (selain duit sih), sama kaya yang bro gecd tulis; MINAT. Selama anda suka, masuk aja. Jangan pedulikan opini orang. Banyak senpai anda yang salah jurusan dan akibatnya jadi serba nanggung. Kalo anda suka, anda pasti bakal menekuni dengan maksimal, bahkan pergi ke jepang tidak mustahil.

    BalasHapus
  3. maaf daripada dibilang "minim " harusnya saya bilang nggak ada

    sayangnya saya sudah salah pilih jalur dari awal...

    BalasHapus
  4. memang seperti itukah? anak2 di jurusan sastra jepang?
    aku berkeinginan masuk satra jepang tahun ini ,,karena saya tertarik..dan saya yakin bisa..!!mohon bantuannya...terimakasih^^

    BalasHapus
  5. Pada akhirnya menurut saya pribadi, ada 2 type mahasiswa yg nantinya layak disebut mahasiswa sastra jepang:
    1 Yg sedari awal jenius / anak rajin belajar
    2 Yg type otaku ( bukan pecinta jejepangan loh ya ) sehingga menerima pembelajaran ( terutama kanji ) bukan sebagai beban

    saya sendiri merasa masuk type kedua

    BalasHapus
  6. Tapi.. apakah ada even untuk terjun langsung ke jepang? Barangkali kalo belajar dengan serius kan kepilih ikut apaa gitu untuk pergi ke jepang langsung.. ada nggak acara gituan??

    BalasHapus
  7. akhir2 ini di jurusan saya banyak sih, program jangka pendek buat ke jepang
    tapi saya sendiri kurang begitu tahu karena dah mahasiswa bangkotan

    BalasHapus
  8. saya mahasiswa sastra jepang, tapi saya bisa dibilang < (less) knowledge tentang anime,dan segala macamnya yg berhubungan dgn jepang itu sendiri. namun saya memang suka belajar bahasa,itulah salah satu yg menjadi penyemangat saya diantara kendala2 tadi. apakah kendala seperti saya banyak ditemukan di kalangan mahasiswa sast.jepang? apakah banyak yg berhasil melaluinya hingga lulus? arigatou gozaimashita^^

    BalasHapus
  9. pas jaman saya banyak mahasiswa sasjep yg ga tau ttg anime itu sendiri
    tapi akhir2 ini sudah banyak mahasiswa masuk sasjep karena anime.
    Lulus itu sebenarnya gampang.
    Lulus dengan penguasaan ilmu yg memadai itu yg menurut saya masih sedikit.
    Jika anda suka mempelajari bahasa dan SUKA MEMBACA, saya yakin hal tsb bisa membantu anda lulus dengan kompetensi yg memadai.

    BalasHapus
  10. saya udah SMA, tapi masih belum tau mau jurusan apa pas kuliah nanti. suka bgt nnton anime sm manga. saat ini bru bisa baca hiragana katakana dikit2 tapi masih ngk ngerti artinya (cm baca doang). kira2 layak masuk sastra jepang nggak ya?-_- kl kakak dulu masuknya kyk gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  11. pusing juga gan.. ane juga lagi dikejar kejar skripsi nih -_-, masih blm nemu judul yang pas..

    buat kalian yang akan kuliah disarankan emang milih jurusan yg kalian bisa sanggupi buat menjalaninya..

    皆さん頑張りなさい。。。!

    BalasHapus
  12. halo, nama saya dyah. saat ini sedang mengerjakan skripsi dengan tema life style otaku. saya mau meminta tolong kalau2 anda bisa membantu saya dengan penelitian terdahulu dan jurnal2 terkait tema. saya harap anda bisa membantu saya, jika hendak menghubungi saya silahkan melalui email saya dyahayuk38@gmail.com. terima kasih~

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau life style otaku setahu saya belum ada ( kalau anime atau JAV malah banyak :v ) coba aja main2 ke perpus universitas yang ada prodi jepangnya, siapa tahu dapat ilham

      Hapus
  13. Saya baru lulus tahun ini, dan belum kuliah. Ada niatan buat masuk prodi Sastra Jepang, karena saya suka hal-hal yang berhubungan dengan Jepang (film,anime,manga,dll.)
    Nah, saya mau nanya Mas/Mbak
    Saya masih bingung dengan perbedaan Jurusan Sastra & Jurusan Linguistik dalam Prodi Sastra Jepang itu apa ya?
    Dan lebih jelasnya itu bagaimana?

    Mohon jawabannya Mas/Mbak..
    Terima Kasih.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sastra itu berarti mempelajari literaturnya ( novel, cerpen, puisi, dsb ) sedangkan linguistik berarti mempelajari bahasa jepang itu sendiri ( tata bahasa, onomatopeda, dll )
      Kalau ingin masuk prodi sasjep, ngga usah mikirin itu dulu
      Di jurusan saya ( sasjep FIB UGM ) nanti untuk skripsinya bisa milih antara, budaya, sejarah, sastra atau linguistik

      Hapus
  14. halo kak, boleh minta id line nya gak? mau tanya tanya lebih lanjut tentang sasjep nya ugm. makasihh

    BalasHapus