Rabu, 16 Maret 2011

Heaven or Hell

Selamat malam para pembaca yg pasti sedang kurang kerjaan ataupun bosan dan nganggur sehingga sempet2nya mampir ke blog ga laku ini. Sayang sekali belum ada updatean Bajak Laut Spatula untuk saat ini. Mungkin lain kali saja pas lagi suntuk.
Untuk kesempatan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya di negeri Jepang.

Sebelumnya, seperti yang sudah kita tahu bahwa tanggal 11 Maret 2011 terjadi gempa dan tsunami yang melanda Jepang; 2 hari sebelum saya berangkat. Saya sebut peristiwa ini sebagai God Level Troll ( silahkan terka sendiri alasannya ) dan awalnya saya begitu peduli. Dan ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap keberangkatan saya.

Pada hari H setibanya di Adi Sutjipto ternyata ada saya barengan ma kouhai anak D3 Maria Delfania M walau nanti di Jepang mendaratnya beda lokasi. Ketika check-in dan menimbang berat koper ternyata petugasnya masih temen SMP bahkan paginya masih sempat ketemu di Gereja. Kemudian....inilah ketakutan saya: naik pesawat!! saya beneran ga suka dengan sensasi tidak menapak ke tanah dan tekanan udara yg bikin telinga menderita dan perjalanan transit ke Ngurah Rai berlangsung lebih cepat dari perkiraan saya.
Saat di Ngurah Rai sendiri sudah terasa bukan di Indonesia karena yang ada disana 95% orang asing yang pulang kampung dan kebanyakan dari mereka adalah manula nihonjin. Di pesawat sendiri saya hitung cuma ada 3 orang Indonesia.

Setelah 6 jam perjalanan maka tibalah saya di Nagoya!!!!!
AND A PROBLEM ARISE!!!!!!!!!!!!!!!!!
karena Letter of Elligibility ditaruh di tas yg ada di bagasi pesawat, alhasil dicegat ma petugas bandara!!! dan harus nunggu ngambil koper dan ngubek2 isinya sehingga keluar dari bandara paling akhir; untungnya yang jemput saya: Satoshi-san dan Kaori-san masih sabar menunggu.
Dari bandara ternyata langsung nyambung ke stasiun dan langsung kethok ndesone!!! LOLOLOLOLOL
saya rasa tak perlu dijelaskan seberapa majunya sistem transportasi di sini! mesin penjual tiketnya bisa makan uang kertas; bisa ngasih kembalian otomatis; tiket juga langsung dimasukin ke mesin buat buka gate masuk! Perjalanan ke kampus yang memakan waktu satu jam dan berganti kereta sebanyak 3 kali terasa seru berkat pemandangan unik yg pertama kali saya lihat bukan lewat TV ( walau sebenarnya badan lelah dan mata mengantuk )

Saya sekarang ada di Chubu Daigaku, daerah Kasugai-shi, Aichi-ken. Berbeda dengan bayangan selama ini, disini sangatlah sepi! di kereta ga ada yang namanya berdesak2an ( mungkin juga karena masih libur ) dan kotanya bagaikan kota mati. Btw saya menyebutnya kota karena bangunan2nya yg modern tapi saya rasa ini masih termasuk wilayah desa walaupun semua jalan setapak sudah diaspal dan ada trotoar buat pejalan kaki.

Orang2 jepang yang saya temui sejauh ini sangat ramah dan siap membantu apapun saat saya ada kesulitan. Mereka juga sangat patuh hukum dan hidup dengan keteraturan yang bagi orang Indonesia sudah masuk ke level tak wajar ( mirip robot menurut saya ).
Saya tidak pernah melihat mobil yang melaju dgn kecepatan di atas 40km padahal jalanannya sangatlah sepi dan mereka juga selalu mendahulukan pejalan kaki yang akan menyebrang jalan.

Asrama tempat saya tinggal sangat modern dan desainnya juga futuristik ( dan minimalis ) tidak ada saklar lampu untuk toilet dan dapur karena lampunya akan otomatis nyala jika ada orang yg masuk. Acara TV saat ini cukup njelehi, bukan karena Cinta Fitri atau termehek2 tetapi sepanjang hari hanya diisi berita ( walau mungkin ini karena pengaruh pasca gempa tsunami ) penuh dengan segmen2 mencari orang hilang; sempat melihat di TV ada kakek2 yg bersepeda mencari anak cucunya yang saya rasa sangat mengharukan dan berita update mengenai kondisi terkini di TKB yang tentunya JAUH LEBIH AKURAT DAN TERPERCAYA jika dibandingkan media info Indonesia. Yang menarik di sini adalah commercial break yg hampir tak ada iklan komersilnya tetapi kebanyakan diisi oleh iklan layanan masyarakat! Dan saya juga belum tahu bagaimana cara nonton Gokaiger dan OOO hari minggu nanti karena channel TV disini tidak kelihatan logonya.

Secara garis besar, pengalaman yang saya dapatkan selama 5 hari ini sangatlah menarik dan berharga; mungkin saya bakal betah di sini. Tetapi ada juga hal2 yang bikin saya menderita:

1 Suhu Udara!!
MASALAH TERBESAR! entah berapa kali dalam sehari saya mengucapkan kata "adem!!" Suhu pada jam 12 siang di sini masih lebih dingin daripada Kaliurang di malam hari; belum lagi angin kencang ( yang juga sama dinginnya ) dgn kecepatan yg bakal bikin orang Indonesia panik duluan. Saat ini saya tidak bisa hidup tanpa heater =_=a orz
* Saya heran dengan joshikousei disini yang dengan rok2 super pendek bisa kuat menghadapi hawa dingin

2 Toilet
Saya belum terbiasa dgn toilet duduk dan tisu
semoga bisa terbiasa

3 Makanan
Porsi makanan kantin di sini rata2 lebih banyak dari porsi standar di Indonesia sehingga cukuplah kalo cuma makan sekali sehari. Tapi entah sampai kapan lidah ini bisa tahan dengan rasa laut yang ada setiap makanan jepang. Untuk saat ini sih masih ada penyeimbang Mie Instan Indonesia sebagai penawar racun...tapi entah sampai kapan...

4 GA BISA NONTON MU, FA, EPL, DAN LIGA CHAMPION
tolong beritahu saya streaming yang mantab!!

Lol! panjang juga reviewnya~
Dengan ini maka dimulailah kehidupan baru dame ningen yg berhasil mewujudkan mimpinya pergi ke negeri impian layaknya surga yang bakalan segera diisi dengan kesibukan2 dan kesulitan2 bagaikan neraka
Tak ada pilihan lain selain menjalaninya dengan penuh semangat

Untuk saat ini sekian saja sharing dari saya
pada edisi kedepannya mungkin akan saya sertakan foto2
see ya!

3 komentar:

  1. heh, selamat berjuang bung :D

    dibaca dari awal sampe akhir malah rasanya iri sekali saya :))

    gud luk disana bung d^^b

    BalasHapus
  2. @bs
    kenapa ga cari peluang kesana?
    saya yakin anda ga bakal dapat masalah

    BalasHapus